Minggu, 03 Agustus 2008

" Bercinta Dengan Keimanan "

Mengulik Al Qur'an dan bermesraan dengan tafsir
Terdengar sebagai uraian konotasi manusia berlagak suci
Bercerita, bertanya, mengenal lebih dalam akan Sang Khalik menjadi sebuah paradigma nan kontras dengan prilaku sehari-hari
Mengaku sebagai manusia beriman???Tapi selalu mendekati Zina
Mengaku beragama Islam tapi sesungguhnya dia tidak Islam, Apa Maksudnya???Islam adalah Agama penuh kasih sayang tapi banyak orang yang mengatas namakan agama Islam berperang, membunuh dan menzolimi manusia lainnya. Apa itu ajaran islam sesungguhnya???TIDAK!!!
Muslimin&Muslimat berpacaran dengan alasan melakukan pengenalan
Salahkah???JELAS!!!Tidak ada istilah berpacaran dalam Islam, Tapi kenapa manusia selalu melakukan pembenaran atas tindakannya,lalu berkata "Aaaah toh aku pacaran pun tidak melakukan apa2"Jelas dia sudah menyalahi Hukum Allah SWT. Memodifikasi dengan aturan yang dibuat sendiri (pengalamanku sendiri)
Sebelum ku mengetahui Hukum Allah yang dijabarkan oleh seorang teman, aku pun melakukannya...2 kali aku melakukan kekhilafan yang ku ukir dengan pembenaran pribadi
Sampai akhirnya ku tersadar, bahwa ini salah dan Hukum Allah SWT harus benar-benar dijalankan..Semua adalah proses, tidak mungkin bisa mengubah masa lalu tapi kita bisa merancang masa depan yang lebih baik, Isn'it??
Di dunia hanya ada 2 warna utama Hitam dan Putih
Allah SWT hanya menciptakan Neraka dan Surga
Tidak ada area abu-abu
Tidak ada tempat lain diantara neraka dan surga
So manusia hanya boleh memilih 1 akhir perjalanannya
Menjadi Penghuni NERAKA atau Ahlul SURGA
Semua kembali pada pilihan kita
Mari sama2 belajar tuk menciptakan akhir indah ketika nanti roh meninggalkan jasad
Bercinta dengan Keimanan pada Allah SWT lah Jawabannya....



perionair

1 komentar:

adnan mengatakan...

Iya, benar, saya setuju. Tapi sayangnya masih banyak orang islam yang ogah melaksanakan ajaran agamanya sendiri secara kaffah (menyeluruh), masih milih2 mana yang mudah diikuti.

Kebanyakan umat muslim indonesia dalam menjalankan ajaran agamanya masih formalistis, simbolis, atau ritualisme semata. Shalat hanya untuk menggugurkan kewajiban semata, tanpa memahami hakikat dan manfaat dari shalat itu sendiri. So jangan heran kalau dalam kehidupan sehari-harinya, merekapun seperti itu.

Tulisan Anda bagus, sangat polos, apa adanya. Saya suka membacanya. Mohon maaf atas komentar ini...

Keep writing...:)