Senin, 04 Agustus 2008

Menunggu Saat Indah Kutanggalkan Hijabku


Dalam suasana hening nan khusuk, Seorang pria dengan Lantang mengucap :

"Saya Terima Nikah dan Kawinnya XXX BINTI XXX Dengan Mas Kawin Seperangkat Alat Sholat Dibayar TUNAI "

Serentak keharuan menyergap dan terdengar suara sayu menyebut SAH!!!Sungguh indah gambaran " Perjanjian Agung " atau Allah SWT Sebutkan dalam Al Qur'an sebagai Mitsaqan Galizha

Seorang Wanita Cantik berhijab keluar dari peraduan menghampiri Sang Imam lalu mencium Tangan dengan mesra
Telah Sempurna Setengah Agama Mereka
Menjalankan rumah tangga dengan berlandaskan Hukum Allah menjadi keharusan
Dengan Tujuan Bersama mencari Ridho Illahi Robbi

Selimut Malam menyapa, Saat Ibadah itu harus dijalankan
Perlahan ku buka Hijabku
Kupersembahkan Kemurnian yang ku jaga selama kesendirianku
Helai demi helai kau lucuti pakaianku
Tak lupa terlontar Basmallah dari mulutmu

Ya...Saat inilah dimana IKHLAS ku tanggalkan Hijabku
Kuserahkan Jiwa Raga tuk puaskan nafsumu
Menghambakan diri tuk layani kau Tuhanku di dunia

Lahirkan Malaikat-Malaikat Soleh dan Solehah warnai dunia
Ciptakan Kedamaian dan Keindahan tuk diri, agama dan keluarganya
Bersama Lelakiku hingga akhir hayat
Sampai waktu ketika Tongkat Azza Wa Zahla pisahkan tali Kebersamaan...


perionair

1 komentar:

adnan mengatakan...

Setelah membaca puisi-puisinya, kalau boleh saya menamakan jenis puisi ini sebagai puisi vulgar dan relijius.

Tulisan-tulisan Ayu Utami, Jenar, dan Fira Basuki terkenal karena kepolosan atau kevulgarannya, bahkan banyak yang bilang tulisan mereka porno dan murahan.

Tapi puisi-puisi Mba yang satu ini perpaduan yang unik antara kepolosan dan kerelijiusam yang belum pernah ada sebelumnya.

Hmm.. kreatif juga...:) Good. Saya suka membaca puisi2mu dan gak tahan ngasi comment.

Teruslah menulis dan saya tunggu tulisan-tulisan berikutnya.