Kamis, 06 November 2008

" Kelakar Iblis "

Iblis apa yang telah merasuki lelaki terpanggil ayah
Dengan liar dia gerogoti sang putri
Jeritan wanita lemah itu seperti alunan nafsu membakar
Makin mengeliat ia menyusuri goa penghasil kepuasan

Makin menggila lelaki tua itu
Syahwat telah membutakan mata hatinya
Butiran Keringat Meluncur Tanda Klimaks Telah Tercapai
Lelaki Tua itu roboh tak berdaya

Wanita tenggelam dalam isak tertumpah
Beranjak tanpa kesadaran terbalut kain tipis tutupi kemaluannya
Lelaki yang diagungkan telah renggut kesuciannya
Tinggalkan ia diatas terpal beralaskan kain lusuh

Sang putri tertawa dalam pekat
Menyesal karena lelaki biadab itu adalah ayahnya
Sosok yang seharusnya melindungi,mendekap dan mengantarkannya kegerbang pernikahan
Berubah menjadi hewan bengis matikan asa dan cita
Tanpa pikir panjang,Sebuah belati dipilih akhiri keberingasan sang ayah

Darah Segar Mengalir temani diri dalam sesal
Kini sang wanita terlepas dari kepahitan terselubung
Gembira sambut kematian sang ayah
Perpisahan Lelaki tua itu dengan dunia
Tenangkah ia dengan hentikan hembusan nafas sang penghasil sperma??

Jawabannya TIDAK!!!
Pertanggungjawaban menanti, Lakon korban berubah menjadi pelaku pembunuhan
Bayang-bayang menjadi pesakitan menghantui
Siapa yang patut dipersalahkan??Sang Ayah dengan topeng kebinatangannya
Atau Sang putri yang mencoba lepaskan sang ayah dari tumpukan dosa terlaknat

Iblis yang sama mulai merasuki jiwa sang putri
Tanpa pikir panjang Dia cabut belati yang menancap didada sang ayah
Lalu dia hujamkan tepat dilehernya,hingga berhentilah perjalanan makhluk tersakiti
Kini mereka akan berkumpul di neraka yang berbahan bakar manusia & batu
Dan Kulit serta tubuh mereka kan dipanggang diatas api yang enam puluh sembilan kali lipat panasnya api dunia

"Api neraka jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi
merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih.
Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam,
seperti malam yang gelap gulita." (HR Tirmidzi).



perionair

Tidak ada komentar: